Ahad 09 Dec 2012 15:16 WIB

Fenomena Jokowi Beri Efek Besar pada Pilpres 2014

Rep: Ira Sasmita/ Red: A.Syalaby Ichsan
Jokowi membagikan Kartu Jakarta Sehat ke Warga DKI
Foto: Republika/Adhi W
Jokowi membagikan Kartu Jakarta Sehat ke Warga DKI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI 2012 diiprediksi melahirkan efek bola salju pada Pemilihan Umum Presiden 2014 nanti.

Penelitian Institue Survei Indonesia (INSIS) pada 1.070 responden di 33 provinsi di Indonesia, menyimpulkan banyak responden yang mengharapkan pemimpin merakyat seperti figur Jokowi.

Peneliti INSIS, Mochtar W Oetomo mengatakan, survei yang dilakukan untuk mengetahui tokoh-tokoh politisi muda yang berpotensi menjadi capres 2014 itu juga mempertanyakan sosok seperti apa yang diinginkan responden.

Dari penelitian yang dikerjakan sejak 16 November 2012 hingga 4 Desember 2012 itu, sebanyak 95,51 persen responden menginginkan tipe pemimpin nasional yang dekat dengan rakyat. Karena survei dilakukan dengan metode tatap muka langsung, alasan responden mengharapkan pemimpin yang merakyat adalah berkaca pada figur Jokowi.

"Jadi sangat luar biasa sekali efek Jokowi. Responden lebih menginginkan sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat, ketimbang figur partai atau nasionalisme tokoh tersebut," kata Mochtar.

Selain itu, responden juga mengatakan sangat perlu dimunculkan sosok pemimpin alternatif dari dalam partai. Tak kurang dari 94,67 persen responden menginginkan figur alternatif. Kemudian, responden juga mengharapkan terjadi regenerasi kepimpinan nasional.

"Mereka menginginkan tokoh-tokoh muda. Bukan wajah-wajah lama yang selalu bertarung di setiap pemilihan presiden," ungkap Mochtar.

Tak hanya dekat dengan rakyat, reponden juga menginginkan sosok pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Sebanyak 88,78 persen responden mengharapkan tokoh pemimpin yang tegas dan berani mengambil keputusan. "Ini merupakan anti-tesis dari pemimpin sekarang yang terlihat tidak tegas," kata Mochtar. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement