REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Majelis Nasional Venezuela, Ahad (9/12), menyetujui petisi Presiden Hugo Chavez pergi ke Kuba, untuk menjalani perawatan baru. Dia terkena penyakit kanker panggul yang telah ia derita sejak Juni 2011.
Selama sidang luar biasa yang diadakan di pusat Dewan Legislatif di Karakas, sidang pleno yang dihadiri 165 anggota Kongres dengan suara bulat menyetujui permintaan presiden tersebut.
Pada Sabtu malam (8/12), Chavez mengumumkan melalui jaringan televisi dan radio nasional terdeteksinya sel tumor ganas di daerah panggul dan perlunya operasi segera di Havana. Ia tak menyebutkan tanggal ia akan pulang.
Chavez, yang kembali dari Kuba pada Jumat lalu usai 10 hari menjalani pengobatan hyperbaric oxygen, menjelaskan ia mesti kembali ke Kuba. Menurut laporan Xinhua, Senin (10/12), ia juga menunjuk Wakil Presiden Nicolas Maduro sebagai orang yang mungkin menjadi pengganti politik kalau ia tak mampu menjalankan tugas pemerintahan.
"Ia adalah seorang revolusioner sejati, orang dengan pengalaman luar biasa dan sangat berdedikasi serta mampu menjalankan pemerintahan," kata Chavez.
Ia menambahkan jika kondisi mendadak terjadi, Maduro mesti mengambil-alih posisinya sebagai pemimpin Venezuela untuk melanjutkan gerakan sosialis. Ia juga mengatakan jika pemilihan umum baru diselenggarakan, calon dari gerakannya mesti lah Maduro. "Dari lubuk hati, saya meminta anda memilih Maduro."
Presiden Majelis Nasional Diosdado Cabello mengatakan pembahasan yang dilakukan berkaitan dengan persetujuan izin kepergian presiden untuk lebih dari lima hari, dan bukan permohonan absen sementara yang ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar Venezuela.