REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembiayaan infrastruktur dari perbankan akan terkendala modal bank. Hal ini karena pertumbuhan kredit perbankan terus menggerus modal bank.
Ketua Umum Persatuan Bank-Bank Umum Indonesia (Perbanas), Sigit Pramono mengatakan kinerja perbankan dalam lima tahun terakhir sekitar 24 persen per tahun. Dalam lima tahun ke depan, pertumbuhan kredit 24 persen per tahun membutuhkan suntikan modal lebih dari Rp 100 triliun. "Ekonomi butuh permodalan bank yang besar," ujarnya di Jakarta, Senin (10/12).
Kebutuhan modal itu hanya mampu dipenuhi pasar modal sebesar Rp 33 triliun. Karena itu, bank-bank milik BUMN terancam harus melepas kepemilikan pemerintah untuk menambah modal. Hal itu jika pemerintah tidak sanggup menambah modal bank.
Suntikan modal bank tersebut juga dibuntuhkan untuk ekspansi bank. Apalagi, bank sentral akan menerbitkan aturan izin berjenjang bagi bank yang membatasi ekspansi berdasarkan modal bank. "Kemampuan ekspansi bank itu dilihat dari modalnya, sehingga memang harus tambah," ujarnya.