REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Massa dari kalangan perempuan pada Senin (10/12) menuntut agar Bupati Garut, Aceng HM Fikri mundur dari jabatannya karena dalam kepempimpinannya dianggap tidak memberikan kemajuan dan hanya membuat malu masyarakat Garut.
Aksi puluhan perempuan dari kalangan ibu-ibu dan mahasiswi itu, menyorot perilaku Aceng yang dianggap sebagai pelanggaran etika, yaitu pernikahan singkatnya terhadap seorang gadis bernama Fany Octora (18).
"Bupati tidak mementingkan penduduknya yang dua jutaan dengan sebagian besar kondisinya masih miskin," kata koordinator lapangan, Ny. Otang Qodarliyah Umun disela-sela aksinya di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut, Senin (10/12).
Aksi puluhan perempuan dari kalangan ibu-ibu dan mahasiswi itu, juga berharap pemerintah daerah, provinsi dan pusat berupaya memulihkan kondisi politik, sosial, dan ekonomi di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ia mengungkapkan, masalah yang menimpa Garut yakni keberadaan Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten Garut terkesan tidak mementingkan kondisi rakyat.
Garut yang dipimpin Aceng HM Fikri, menurut Otang, belum mampu memberikan yang terbaik secara merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Kita dalam aksi ini menyoroti kondisi Garut yang memprihatinkan, bertepatan dengan momen perilaku Bupati Garut sekarang ini (dugaan melanggar etika)," katanya.