REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Warga Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, dan sekitarnya sempat panik akibat guncangan gempa tektonik berkekuatan 7,4 SR yang terjadi pada Selasa sekitar pukul 01.50 WIT.
"Kami sekeluarga sedang tidur pulas, namun tiba-tiba dikagetkan dengan guncangan gempa yang dirasakan cukup kuat," kata Batjo Nomaay, salah satu warga Kota Dobo, yang dihubungi dari Ambon.
Guncangan gempa bumi tersebut menyebabkan warga sempat berlarian keluar rumah demi mengantisipasi terjadinya masalah yang tidak diinginkan, seperti runtuhnya tembok atau terjadinya air pasang atau gelombang tsunami.
Seorang warga Kota Dobo lainnya Butje Latuheru mengatakan kalau kekuatan gempa yang dirasakan kali ini tidak berbeda jauh dengan gempa tektonik beberapa waktu lalu yang berada di atas 6 SR hingga mengakibatkan sejumlah bangunan retak atau rusak seperti salah satu bangunan Kantor Bupati Aru, gedung sekolah dan rumah ibadah.
"Sejauh ini kami belum mengetahui secara pasti apakah gempa tersebut menimbulkan kerusakan bangunan atau ada warga yang terluka atau tidak, tapi yang jelasnya bencana ini terjadi pada saat warga sudah tertidur," katanya.
Sementara data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan kalau pusat gempa (episentrum) sekitar 170 Km di bawah permukaan laut.
Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter mengguncang barat laut Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan dirasakan sampai ke Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku hingga Kabupaten Halmahera Utrara dan Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara, sebesar III MMI.
Gempa tersebut berada pada wilayah dengan koordinat 6,74 derajat Lintang Selatan dan 129,99 derajat bujur timur dan lokasi gempanya di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) atau 323 Km barat daya Tual-Maluku, 337 km barat daya Maluku Tenggara, 392 Tenggara Ambon-Maluku.
BMKG juga menegaskan kalau gempa tektonik tersebut tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami karena pusat gempanya sangat dalam.