REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) didesak agar segera melakukan perombakan kabinet.
Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan soliditas dan kinerja pemerintahan SBY-Boediono jelang akhir masa kekuasaan.
"Reshuffle kabinet juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja kabinet yang sudah berjalan saat ini," kata politikus senior PDI Perjuangan, Pramono Anung kepada wartawan di kompleks MPR/DPR, Senayan, Selasa (11/12).
Pramono mengatakan mundurnya Andi Malarangeng dari jabatan Menpora merupakan momentum tepat bagi SBY melakukan perombakan kabinet. Terlebih saat ini menurut Pramono publik menilai ada sejumlah menteri yang memiliki kinerja kurang maksimal. Dia berharap Presiden SBY bisa mengganti menteri yang tak memiliki kinerja baik dengan orang-orang yang lebih baik.
"Reshuffle harus dimulai dengan menempatkan menteri pengganti Andi yang tidak memiliki kepentingan politik," katanya.
Pramono menyatakan pertimbangan politis yang diambil presiden dalam mengangkat seorang menteri malah akan menyandera kinerja presiden dan kinerja pemerintah. "Tarik menarik kursi menteri juga tidak baik, karena akan merugikan Presiden sendiri," ujarnya.
Perombakan kabinet menurut Pramono bisa berdampak positif bagi citra SBY yang akan selesai masa jabatannya dalam waktu kurang dari dua tahun. Untuk itu dia menegaskan perombakan kabinet sebaiknya tidak hanya terjadi pada posisi menteri pemuda dan olahraga, melainkan juga untuk menteri-menteri lain yang memiliki kinerja buruk.
Jika hal ini dilakukan Presiden SBY, Pramono memastikan tidak akan kegaduhan politik lantaran semua dilakukan berdasarkan asas tepat guna. "Kalau presiden ingin meninggalkan jejak baik, maka reshuffle bukan hanya bagi Menpora tapi juga yang lain," ungkap Pramono.