Selasa 11 Dec 2012 13:58 WIB

Soal Ujian Menghina Gus Dur, PKB: Itu Pelecehan Negara

Rep: ira sasmita/ Red: Heri Ruslan
Sejumlah warga menggelar acara peringatan 1.000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di DPP PKB, Jakarta, Rabu (26/9).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sejumlah warga menggelar acara peringatan 1.000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di DPP PKB, Jakarta, Rabu (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua DPP PKB Bidang Kepemudaan, Abdul Malik Haramain mengatakan, munculnya soal ujian Madrasah Aliyah di Sukabumi, Jawa Barat yang melecehkan mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menunjukkan pembuat soal tidak mengerti sejarah.

"Itu pelecehan negara, si pembuat soal tidak mengerti sejarah," kata Malik pada Republika, Selasa (11/12).

Malik mengatakan Kementerian Agama sebagai lembaga yang membidani soal ujian tersebut harus bertanggungjawab. Wakil Kemenag Jabar menurutnya harus segera menarik dan mencabut soal-soal ujian itu.  

"Segera evaluasi dan lakukan perubahan, tidak hanya soal ujiannya, tapi juga yang buat soal. Soal ujian itu menyesatkan," ungkap Malik.

Sebelumnya diberitakan Pimpinan Cabang Nahdatul Ulama Kabupaten Sukabumi menemukan adanya soal ujian akhir semester Gasal tingkat Madrasah Aliyah yang soalnya dinilai telah melecehkan Gus Dur. Pelecehan tersebut tertera dalam soal yang dicetak oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat dengan kode MA.A08-XII.3 No. 33 yang mencantumkan pertanyaan penyebab jatuhnya Presiden RI ke empat itu dengan kunci jawaban akibat kasus Bruneigate dan Bulog Gate.

Sebelumnya, Anggota DPR Komisi VII dari Fraksi Demokrat, Sutan Bathoegana juga tersandung masalah akibat pernyataannya juga dinilai melecehkan Gus Dur. Akibatnya, Sutan dipaksa meminta maaf kepeda keluarga Gus Dur dan keluarga besar Nahdathul Ulama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement