REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON ---- Dominasi global Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) akan tamat pada 2030.
Laporan badan intelijen nasional AS (NIC) mengungkapkan kebekuan ekonomi di AS dan Eropa, telah memperlemah pertumbuhan negara-negara adidaya.
Kelemahan tersebut telah membuka gerbang bagi Asia, terutama Cina untuk mengambil peran. ''Itu terjadi dalam dua dekade kebelakang,'' demikian NIC melaporkan seperti dilansir BBC News, Selasa (11/12).
Laporan yang berjudul Asia 'to eclipse' US and Europe by 2030 - US report' adalah laporan resmi NIC secara berkala. Badan tersebut menjadi ahli strategi di AS untuk mempromosikan kebijakan strategis Gedung Putih.
Laporan hasil kajiannya secara periodik terbit empat tahun sekali. Ini adalah laporan perdana di periode kedua masa jabatan Presiden barack Obama.
NIC menunjukkan pada 2030 Asia akan menyapu bersih dominasi pemain lama dalam kancah global. Buktinya, terjadi peningkatan jumlah populasi manusia di Asia dan kesadaran ras kulit kuning terkait peran strategis kawasannya.
Pertumbuhan ekonomi di Asia menurut laporan tersebut adalah faktor mutlak keberhasilan benua itu. Asia juga mengalami peningkatan fungsi stragis dalam bidang militer dan teknologi.
"Cina berpeluang besar menggeser AS dan Eropa sebelum 2030." Akan tetapi, NIC mencatat Jepang dan Rusia tidak diperhitungkan karena kondisi ekonomi dan kebijakan politik luar negerinya kian melemah.
Konselor NIC, Mathew Burrows mengatakan laporan tersebut tidak dimaksudkan untuk menghalangi keberhasilan Cina.
Justru sebaliknya, NIC bertujuan untuk memperbaiki sistem politik di negara-negara yang selama ini punya kendali. Gedung Putih menurutnya dapat menjadikan laporan tersebut sebagai referensi kebijakan politik luar negeri. Akan tetapi, Mathew memprediksi keberhasilan Asia akan tetap menjadi niscaya.