Rabu 12 Dec 2012 08:19 WIB

Klaim Bersihkan Sniper Oposisi, Tentara Suriah Amankan Rute ke Bandara

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Sejumlah Tentara Pembebasan Suriah berlindung saat baku tembak dengan tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9).    (Manu Brabo/AP)
Sejumlah Tentara Pembebasan Suriah berlindung saat baku tembak dengan tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9). (Manu Brabo/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS--Tentara Suriah, Selasa (11/12) terus bergerak maju dan mengamankan jalan menuju bandar udara internasional di Ibu Kota negeri itu, Damaskus. Itulah situasi terkini setelah militer membersihkan sejumlah penembak gelap gerilyawan yang telah mengambil posisi di Daerah Akraba, yang berdekatan dan di atas jalan tersebut.

Selama perjalanan ke Akraba pada Selasa (11/12). wartawan melihat satu tank militer melepaskan tembakan ke satu bangunan tempat penembak gelap bersembunyi di atapnya. Si sniper saat itu tengah mengincar rombongan militer.

Setelah mengklaim menumbangkah seluruh  penembak gelap tersebut, militer membuat jalan ke bandar udara jadi lebih aman, kata beberapa sumber.

Sementara itu di bandar udara, bendera Suriah terlihat berkibar sedangkan kuli dan pelayan berdiri di gerbang utama, kata Xinhua.

Namun, wartawan belum diberi izin memasuki bandar udara sementara perjalanan dan penerbangan komersial masih dihentikan sampai jalan itu benar-benar aman.

Anggota milisi bersenjata telah berusaha memutus jalan sepanjang 30 kilometer tersebut dari titik Akraba. Aksi itu bagian upaya melumpuhkan ibu kota Suriah dan melicinkan jalan bagi kelompok bersenjata lain untuk menyerbu Damaskus dari jalur lain.

Gerilyawan juga telah mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan warga sipil agar tidak pergi ke bandar udara dan mengumumkan daerah tersebut sebagai zona perang.

Namun, militer Suriah mengklaim telah melakukan serangan besar, sehingga ribuan pasukan oposisi yang bersenjata tewas atau cedera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement