Rabu 12 Dec 2012 14:05 WIB

BII Danai Kredit Pembangkit Listrik Sintesa Group

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fitria Andayani
BII
Foto: Prayogi/Republika
BII

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) memberikan fasilitasi kredit energi untuk Sintesa Group. Nilainya mencapai 100 juta dolar AS.

Presiden Direktur BII, Dato Khairussaleh, mengatakan kredit tersebut digunakan untuk membiayai pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) ramah lingkungan di Rawa Danau, Banten. Kapasitasnya 1x110 mega watt (MW). "Permintaan listrik di Indonesia sangat tinggi, namun suplainya kurang," katanya dijumpai Republika di Jakarta, Rabu (12/12).

PLTGU ini, kata Dato, akan memberi kontribusi positif untuk target pemerintah menyiapkan jaringan kelistrikan nasional hingga 10 ribu MW. Saat ini, realisasinya baru sekitar 45 persen.

Pembangkit milik Sintesa Group ini merupakan pengembangan dari pembangkit sebelumnya yang berkapasitas 2  x40 MW dan sudah beroperasi komersial sejak 2007. Perusahaan menambah turbin uap berkapasitas 1 x 30 MW agar PLTGU ini menjadi pembangkit listrik yang terkombinasi. Emisi panas sisa hasil pengolahan turbin gas ini kemudian menghasilkan tenaga uap, menggerakkan turbin, dan menghasilkan listrik.

Direktur Utama Sintesa Group, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, proyek pengembangan PLTGU Banten ini akan ditangani oleh anak usaha perusahaan yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Banten bernama PT Sintesa Banten Geothermal. "Seratus persen listriknya untuk dijual ke PLN," katanya. Pengembangan PLTGU Banten belum final, sebab perusahaan berencana memaksimalkan kapasitasnya hingga 350 MW. 

Selain di Banten, grup yang membawahi 18 anak perusahaan ini juga mengembangkan proyek ketenagalistrikan di lokasi lain. Di antaranya di Sumatra Selatan 1x120 MW yang akan dimulai tahun depan. Perusahaan juga sedang melakukan eksplorasi tenaga panas bumi untuk listrik di Sulawesi Utara. Sementara ini, perkiraan kapasitas listrik awal yang bisa dibangun sekitar 1x50 MW. 

Pembiayaan bidang energi, khususnya minyak dan gas merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki BII. Direktur Global Wholesale Banking (GWB) BII, Rahardja Alimhamzah, mengatakan kredit untuk energi perusahaan mengambil porsi 10-12 persen dari total kredit GWB yang disalurkan.

"Kredit GWB saat ini memberi kontribusi mencapai Rp 30 triliun terhadap total kredit BII," kata Rahardja. Secara keseluruhan, BII membukukan pertumbuhan kredit sejalan dengan pertumbuhan industri perbankan, sekitar 22 persen. Angkanya mencapai Rp 75,9 triliun hingga September 2012. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement