Rabu 12 Dec 2012 14:47 WIB

Nikah 'Nekat' di Tanggal Keramat

Rep: Heri Purwata/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pernikahan yang dilakukan secara Islam.
Foto: onislam.net
Pernikahan yang dilakukan secara Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Wajah Cahyo Hari Pahwanto (23) tampak berbinar. Ia terlihat lega usai melangsungkan pernikahan dengan wanita pilihannya, Indah Triandayani (22). 

"Hari ini merupakan hari istimewa, karena tanggalnya unik," kata Cahyo kepada Republika di Bantul, Yogyakarta, Rabu (12/12). 

Sebetulnya, Cahyo, warga Blunyahrejo Yogyakarta ini berencana menikah bulan Januari 2013 mendatang. Meski baru mengenal Indah sejak tiga bulan lalu, dirinya sudah mantap untuk mengikat tambatan hatinya itu. 

Namun karena ada acara nikah bareng, keduanya memilih mempercepat langkah ke jenjang pernikahan. "Yang jelas biayanya lebih murah," kata Cahyo yang sehari-hari bekerja sebagai pengrajin alat beladiri.

Cahyo merupakan satu dari 12 pasang pengantin yang menikah bareng pada tanggal 12 Desember 2012 (12-12-12).

Tanggal itu terbilang unik, bahkan ada yang menyebutnya cantik. Namun bagi sebagian, terutama masyarakat Jawa, di tanggal itu pantang untuk menggelar hajat. Pasalnya, dalam kalender Jawa, tanggal tersebut masuk bulan Suro. Bulan yang dianggap keramat. 

Toh, Cahyo tak mau ambil pusing dengan itu dan tetap "nekat" melangsungkan pernikahannya. "Saya yakin, Allah menciptakan semua itu baik. Karena itu, bulan Suro juga baik untuk menikah," katanya. 

Tidak sekedar unik dalam pemilihan tanggal, nikah massal yang digelar di Mes Pabrik Gula Madubaru, Bantul, Yogyakarta ini juga sengaja digelar untuk memperkenalkan budaya Indonesia khususnya pakaian pengantin khas adat nusantara 

"Pakaian yang dikenakan Kanegaran, Muslim, Gaya Yogyakarta, Gaya Solo, Minang, Bridal, Modern Kontemporer, Sunda, Balin dan Banten," kata Ryan Budi Nuryanto, Ketua Forum Taaruf Indonesia (Fortais) Kabupaten Bantul selaku penyelenggara. 

Prosesi pernikahan massal bertajuk 'Nikah Bareng Istimewa' ini diawali dengan doa bersama 100 anak yatim piatu, sungkeman, dan perawatan badan (lulur dan pijat). Sedang prosesi kirab diawali dengan tari edan-edanan, pager bagus dan pager ayu, diiringi dengan lagu Bagimu Negeri oleh Komando Resort Militer 072/Pamungkas, Yogyakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement