REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan agama Islam harus segera direkontruksi untuk memperdalam sejarah Islam sekaligus merekayasa strategi untuk menghadapi umat beragama lain.
“Kondisi yang terjadi saat ini membuat umat Islam terlalu sibuk memikirkan bagaimana mengembangkan komunitasnya sendiri, dan memerangi komunitas umat Islam lain,” papar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Kerukunan Antarumat Beragama Slamet Effendi Yusuf di Seminar Internasional Ahlussunnah wal Jama'ah, Rabu (12/12).
Persoalan umat Islam ke depan akan semakin besar. Sebab itu, tambahnya, syarat untuk bersatu dalam tubuh umat Islam adalah dengan memahami teologi dirinya dengan yang lain. Sehingga perbedaan yang ada di antara umat Islam sendiri akan lebih dihorrmati. Yang akan dicari adalah persamaannya.
"Kita harus berbesar diri pada perbedaan-perbedaan, harus menerima," kata Slamet. Satu-satunya cara dengan merekonstruksi pendidikan keislaman yang berlandaskan pada Alquran dan hadis secara utuh.