Kamis 13 Dec 2012 11:04 WIB

Djohar: FIFA Alergi Campur Tangan Pemerintah

Ketum PSSi Djohar Arifin
Ketum PSSi Djohar Arifin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin menyatakan pembentukan gugus tugas (Task Force) oleh pemerintah melalui Menpora bukanlah solusi terbaik membantu menyelamatkan sepak bola Indonesia dari ancaman sanksi FIFA. 

Sebaliknya, kata Djohar, peluang Indonesia mendapat sanksi malah bisa semakin besar, karena FIFA melihat kehadiran gugus tugas itu sebagai bentuk intervensi pemerintah. 

"Pasalnya, FIFA sangat alergi terhadap campur tangan pemerintah di negara manapun terhadap anggotanya," kata Djohar seperti dikutip dari Humas PSSI, Kamis (13/12). 

Surat FIFA kepada Menpora baru-baru ini, lanjutnya, justru untuk memberitahukan sekaligus menegaskan bahwa Indonesia akan mendapatkan hukuman, karena adanya pembiaran terhadap pihak-pihak tertentu untuk menggulirkan pertandingan sepak bola, meski di luar kontrol PSSI selaku federasi resmi. 

Djohar pun meminta pemerintah agar tidak memperburuk keadaan dengan mengedepankan legalitas. Sebab FIFA hanya mengakui PSSI, sehingga pemerintah harus melarang organisasi yang tidak diakui FIFA untuk terus menjalankan aktivitas.

"Jika ini dijalankan pemerintah, sudah pasti ribut-ribut yang ada sekarang ini tak akan terjadi. Pemerintah seharusnya tidak memberikan ruang kepada organisai illegal," kata Djohar sembari mengatakan sudah sepatutnya pemerintah menjalankan UU no 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, sebagai satu-satinya solusi untuk mengakhiri keributan yang terjadi di pentas sepak bola nasional.

"Hal ini pun bisa menjadi penentu tidak jatuhnya sanksi FIFA kepada Indonesia," tegas Djohar. 

Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin sejak Rabu (13/12) berada di Tokyo untuk melakukan  pertemuan dengan sejumlah anggota Exco FIFA dari berbagai negara. 

Ia hadir untuk memberikan penjelasan terkait  kondisi sebenarnya yang terjadi di pentas sepak bola Indonesia, sebagai upaya agar Indonesia terhindar dari sanksi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement