Kamis 13 Dec 2012 11:20 WIB

'Stop Pembunuhan Aktivis Tambang di Filipina'

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pekerja Tambang (ilustrasi)
Foto: Reuters
Pekerja Tambang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) melakukan aksi solidaritas untuk petani dan aktivis anti tambang Filipina di depan Kantor Kedutaan Besar Filipina, Kamis (13/12). 

 

Dalam aksi damai ini, mereka menuntut Pemerintah Filipina agar mengusut kasus pembunuhan para petani dan aktivis. Aksi solidaritas ini dilakukan setelah terjadi pembunuhan terhadap 50 petani dan aktivis anti tambang di Filipina selama tahun 2010 hingga 2012. 

Petani dan organisasi rakyat menentang pelaksanaan proyek Dipido tambang emas dan tembaga di lahan seluas 17.626 hektar di Kasibu, Nueva Vizacaya, Filiphina. Para petani dan aktivitis lingkungan anti tambang yang menentang adanya industri tambang tersebut dibunuh. 

Jatam pun mengutuk tindakan yang mengakibatkan seorang petani dan dua orang aktivis anti tambang tewas dua hari menjelang peringatan Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional 2012.

Selain itu, JATAM juga mengutuk tindakan pembungkaman demokrasi kepada rakyat dan aktivis anti tambang serta berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan di industri pertambangan Filipina sebelumnya.

Aksi damai ini dilakukan oleh belasan orang dengan melakukan orasi di depan kantor Kedutaan Besar Filipina. Aktivis JATAM memberikan pohon natal secara simbolis. Henri Ismail, Koordinator Nasional JATAM,  mengatakan pohon natal itu diberikan sebagai simbol agar tidak terjadi Natal berdarah.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement