REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membagi visi Indonesia dalam menghadapi Agenda Pembangunan Pasca-2015. Hal itu disampaikan dalam acara pertemuan regional dan konsultasi pemangku kepentingan dalam agenda pembangunan pasca 2015 di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/12).
"Saya ingin membagi visi Indonesia dalam menghadapi Agenda Pembangunan Pasca-2015," katanya.
Pertama, agenda pembangunan pasca-2015 tetap perlu merujuk pada MDG's dan hasil dari dokumen pada saat pertemuan dan konferensi Rio+20. Yakni dengan tetap memperhatikan capaian MDG's, agenda pembangunan pasca-2015 tetap harus memiliki target dan tujuan baru.
Kedua, karena penentasan kemiskinan menjadi ssalah satu bahasan, maka, sudah sepatutnya dalam perumusan itu pula didengarkan negara-negara miskin mengenai apa yang mereka butuhkan. "Ini akan merepresentasikan esensi dan partisipasi dari Agenda Pembangunan pasca-2015," katanya.
Ketiga, bingkai kerja Agenda pembangunan pasca-2015 harus melibatkan dimensi pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan keberlangsungan lingkungan. Ketiganya harus bisa dirumuskan secara tepat dan seimbang.
Keempat, kerja sama dari berbagai pihak itu penting. "Suksesnya agenda pembangunan pasca-2015 hanya dimungkinkan melalui kerja sama antar negara dan pemangku kepentingan. Sektor bisnis, masyarakat, dan akademisi perlu bekerja sama. Mereka pelru mendengar, menganalisis dan bertindak demi komunitas yang lebih besar," katanya.