REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA) mendukung gagasan batas hukuman minimum bagi para pemain yang melakukan pelecehan rasial. Usulan yang muncul, para pelaku rasialisme ini akan mendapatkan hukuman tidak dapat memperkuat timnya minimal lima pertandingan.
Permasalahan rasial ini belakangan tengah mendapat sorotan di kompetisi Inggris. Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) kemudian membuat usulan yang akan mengatur jumlah hukuman bagi para pelakunya. PFA mendukung proposal dari FA tersebut.
"PFA menyetujui usulan FA bahwa pelaku pelecehan rasial harus mendapat hukuman larangan tampil minimal lima pertandingan," tulis akun Twitter resmi PFA, seperti dilansir Sky Sports, Rabu (12/12).
Batas hukuman minimal bagi para pemain yang melakukan pelecehan rasial itu memang belum menjadi keputusan final. Usulan itu masih menjadi bahan pembahasan dari beberapa badan yang terlibat di kompetisi Inggris.
Akan tetapi, Kepala Eksekutif PFA, Gordon Taylor, mengindikasikan, organisasinya akan memberikan dukungan positif atas usulan FA tu. "Kami tidak akan menentangnya," kata dia.
Menurut Taylor, permasalahan rasial yang belakangan mengemuka ini harus mendapatkan perhatian serius. Apalagi, beberapa kejadian melibatkan pemain yang menjadi figur, seperti John Terry dan Luis Suarez.
Karena itu, PFA juga ingin memperlihatkan keseriusannya dalam menanggulangi permasalahan yang ada. Termasuk mengenai jumlah hukuman untuk para pelakunya. "Kami menginginkan adanya konsistensi," kata dia.
Dari beberapa kejadian yang muncul, hukuman terhadap pemain yang berlaku rasial memang masih berbeda. Penyerang Liverpool, Luis Suarez, mendapatkan hukuman delapan kali larangan bertanding. Pemain asal Uruguay ini dianggap bersalah karena dianggap melecehkan Patrice Evra.
Sementara kapten Chelsea, John Terry, hanya mendapatkan empat kali larangan bertandingan dalam kasus pelecehan rasial atas Anton Ferdinand. Hukuman atas Terry sempat menimbulkan kontroversi.