REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Sumenep, Busro Karim menyatakan secara finansial nilai saham participating interest (PI) Blok Kangean di Sumenep, Madura mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah.
Alasan itulah yang menyebut pemberian saham PI sebanyak sepuluh persen menjadi lambat karena ada permainan elit nasional. Terkait apa di balik kepentingan pusat, Busro enggan menjelaskan.
“Uang besar selalu melibatkan kepentingan orang besar. Di sini permainan itu terjadi,” imbuh Busro saat dihubungi wartawan, Kamis (13/12).
Ketika ditanya apakan karena ada kelompok Bakrie? “Saya tidak tahu itu," tegas Busro.
Untuk diketahui, Blok Kangean yang kini dioperasikan Kangean Energy Indonesia Limited Ltd, 50 persen sahamnya dimiliki PT Energy Mega Persada yang merupakan grup Bakrie.
Isu yang beredar, penanganan PI menjadi lamban karena dalam mendapatkan PI, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggandeng pihak swasta, yang notabene juga merupakan perusahaan Bakrie, tapi sampai sekarang belum siap secara finansial.
Di tempat terpisah lambannya penanganan PI ini mendapat sorotan tajam dari Ketua Komisi VII DPR-RI Sutan Bhatoegana. Kepada wartawan di Jakarta, politisi Partai Demokrat itu mengingatkan, PI adalah hak daerah.
Karena itu, jika daerah sudah siap secara finansial dan teknis harus segera diberikan. “Kalau daerah sudah siap finansial dan teknis, PI harus segera diberikan. Sementara yang belum siap, nanti diberikan kalau mereka siap,” kata Sutan menegaskan.