REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang turis Amerika keturunan Korea yang mengunjungi Korea Utara lima hari bulan lalu telah ditahan oleh polisi di negara tertutup itu, kata rekan-rekan keluarganya dan para aktivis di Seoul. Kenneth Bae, 44 tahun, tergabung pada kelompok lima turis yang mengunjungi kota timur laut Rajin, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap mengutip satu laporan surat kabar Ilbo Kookmin.
Bae masuk ke Korea Utara pada 3 November untuk kunjungan lima hari. "Yang kita tahu adalah bahwa ia adalah orang yang ingin membantu anak-anak miskin, kotjebis (anak-anak tunawisma), dan ia mengambil gambar mereka untuk mendukung mereka nanti," kata Do Hee-youn, seorang aktivis hak asasi manusia Korea Utara dan kepala Koalisi Warga untuk Hak Asasi Manusia Korban Penculikan dan Pengungsi Korea Utara.
Dikatakan ada ribuan tunawisma, anak-anak kelaparan anak di Korea Utara setelah kelaparan pada era 1990-an. Mustahil untuk mengkonfirmasi penangkapan Bae di salah satu negara paling tertutup di dunia itu dan lagi pula belum ada pengumuman resmi di media Korea Utara.
Kedutaan Besar Swedia di Seoul tidak segera merespon pertanyaan tentang apakah pihaknya mengetahui adanya penangkapan itu. Swedia menangani urusan warga Amerika Serikat di Korea Utara karena Washington tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Pyongyang.
Kookmin Ilbo, yang dimiliki oleh satu gereja evangelis di Seoul, melaporkan perkiraannya bahwa Bae bisa dibebaskan dalam dua atau tiga pekan. Surat kabar itu mengutip sumber yang tak dikenal dan tidak mungkin untuk mengkonfirmasi laporan tersebut.
Koran itu mengutip sumber yang mengatakan Bae telah ditangkap karena membawa 'hard disk' komputer yang berisi rekaman perlakuan terhadap para pembelot dan pembangkang. Hal ini juga mustahil untuk diverifikasi.