REPUBLIKA.CO.ID, BROUGHTON -- Air Asia membeli 100 pesawat Airbus senilai 9,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 89,3 triliun. Penambahan jumlah pesawat ini diharapkan dapat meningkatkan bisnis perusahaan.
CEO AirAsia, Tony Fernandes menyatakan, sesuai kesepakatan Air Asia membeli 64 unit pesawat A320 Neo dan 36 unit A320. Dengan demikian, total armada yang dimiliki AirAsia mencapai 475 unit pesawat. Penambahan pesawat ini dilakukan untuk memenuhi permintaan penerbangan murah yang luar biasa di Kawasan Asia. Saat ini, AirAsia memiliki sejumlah armada di Bangkok (Thailand), Kuala Lumpur (Malaysia), Jakarta (Indonesia), Manila (Filiphina), dan Tokyo (Jepang).
Dia menambahkan, perusahaan tak berencana menggelar right issue untuk memperoleh pendanaan demi membayar pembelian pesawat tersebut. Sebab, posisi kas perusahaan masih bagus untuk pelunasan. Bahkan, maskapai Malaysia itu mengklaim tetap bisa memberikan dividen yang bagus untuk seluruh pemegang sahamnya.
Pembelian pesawat ini juga membuat pemerintah Inggris bisa sedikit bernapas lega. Di tengah ancaman runtuhnya industri kedirgantaraan Inggris, tawaran AirAsia ini bagai angin segar. Perjanjian bisnis ini akan menyelamatkan nasib sekitar sembilan ribu pekerja di Inggris, termasuk di dalamnya 1.500 pekerja Airbus. Untuk mengerjakan pesanan ini, Inggris akan bekerja sama dengan produsen Airbus lainnya asal Prancis, Jerman, dan Spanyol.
Seperti diketahui, eksistensi Airbus dan Boeing kian terancam dengan kehadiran pesawat jenis Bombardier buatan Kanada, Cina, dan Rusia. Bombardier C-Series misalnya, diciptakan untuk menjadi pesaing berat Airbus A320 dan Boeing 737.