REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rendahnya kapasitas pengolahan singkong membuat Indonesia harus mengimpor tanaman jenis umbian tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor singkong pada tahun ini hingga Oktober 2012 sebesar 13.300 ribu ton dengan nilai 3,4 juta dolar.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, hampir 98 persen produk singkong yang diimpor dalam bentuk tepung singkong atau tapioka.
Tapioka merupakan tepung yang digunakan dalam industri tektil, kayu lapis, kertas dan makanan minuman.
“Kita sedang mendalami kenapa ada peningkatan impor yang besar,” ujar Bayu, Jumat (14/12)
Indonesia, kata Bayu memiliki bahan dasar singkong namun masih terbatas untuk industri pengolahan tapioka. Saat ini, kapasitas pengolahannya hanya sekitar 200 ribu ton per tahun.
Dari kapasitas itu hanya separuhnya yang memenuhi syarat untuk digunakan oleh industri. Ini yang membuatnya cukup jauh dibandingkan kebutuhan tapioka yang ada.
Menurut Bayu, singkong di Indonesia diproduksi oleh petani tradisional atau menanam hanya untuk sambilan saja. Ini yang menyebabkan produksi petani tidak selalu bisa memenuhi kebutuhan industri.