REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Susan Rice menolak tawaran Gedung Putih untuk duduk di kursi menlu menggantikan Hillary Rodham Clinton.
Setelah sempat dijagokan masuk dalam jajaran kabinet kedua pemerintahan Presiden Barack Obama, Rice malah mundur teratur. Alasannya, adanya kontroversi pernyataan serta klaim pembangkangan politik.
“Saya begitu terhormat untuk dipertimbangkan oleh anda (Obama) untuk diangkat sebagai menteri luar negeri,” tulis dia dalam surat resmi, yang dikutip Reuters, Jumat (14/12).
Menurut Rice, keberpihakannya terhadap pemerintah cukup hanya dengan menjalankan tugasnya di PBB. Apalagi situasi politik setelah pemilihan presiden menimbulkan riak perselisihan yang tidak efektif di pemerintahan.
“Jika presiden tetap meminta, saya meyakini akan membutuhkan proses yang rumit, mengganggu, dan berbiaya tinggi,” lanjut dia.
Rice digadang menggantikan Menlu Clinton yang berencana mundur dari jabatannya awal tahun mendatang. Gedung Putih menemukan nama Rice dalam daftar diplomat senior yang memiliki kecakapan diplomasi. Wanita 48 tahun ini adalah satu-satunya diplomat kulit hitam AS yang pernah mawakili AS di PBB.
Hanya saja, Rice merupakan seorang Partai Republik yang menjadi rival politik abadi Partai Demokrat yang sedang berkuasa.