REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Ratusan ribu tentara dan warga sipil Korea Utara (Korut) di alun-alun Pyongyang, merayakan keberhasilan peluncuran roket jarak jauh negara mereka, pada Rabu (12/12)
Televisi negera yang merekam momen itu menunjukkan kerumunan yang berdiri di Kim Il-sung Square, Jumat (14/12) karena mereka bersorak pidato oleh militer senior. Partai dan pejabat pemerintah peluncuran roket Rabu lalu berhasil dan memuji pemimpin muda negara mereka, Kim Jong-un.
Selama satu jam siaran TV negara menunjukkan, banyak warga sipil dan tentara mengepalkan tangan mereka mengepalkan tangan dan meneriakkan "hidup yang lama!". "Hal ini dicapai berkat loyalitas tidak berujung, keberanian, dan kebijaksanaan Marshall Besar Kim Jong-un," kata Jang Chol, presiden Academy of Sciences Negara seperti dilansir dari Aljazirah, Jumat (14/12).
Media pemerintah melaporkan Kim mengatakan bahwa program ini akan terus berlanjut. Pawai terjadi beberapa jam setelah media pemerintah mengumumkan pernyataan Kim Jong-un satelit diluncurkan, meskipun memicu kemarahan global, termasuk Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS). Dewan Keamanan PBB juga telah mengecam langkah itu dan menyerukan sanksi lebih keras.
Dewan Keamanan PBB mengadakan pembicaraan darurat pada hari Rabu, yang dikenakan sanksi internasional untuk uji coba nuklir pada tahun 2006 dan 2009 lalu, ternyata mengabaikan permintaan dari teman dan musuh. Negara ini justru meluncurkan roket.
Peluncuran roket ini juga memicu kekhawatiran di kalangan negara-negara Barat yang memiliki senjata nuklir. Korea Utara kini selangkah lebih dekat untuk menembakkan rudal balistik antarbenua di seluruh planet ini.
Mengutuk peluncuran hari Rabu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Kim memiliki kesempatan sebagai pemimpin baru "untuk mengambil negaranya kembali ke abad ke-21" tetapi itu membuat "pilihan yang salah".
Korea Utara mengatakan, satelit yang ditempatkan di orbit untuk penelitian perdamaian. Tetapi para kritikus mengatakan, peluncuran sebesar uji coba rudal balistik yang dilarang menandai kemajuan besar program senjata nuklir negara komunis itu.
Menurut Badan resmi Korean Central News Agency (KCNA) menyatakan peluncuran roket tersebut lantaran Kim menekankan perlunya meluncurkan satelit di masa depan untuk mengembangkan ilmu negara, teknologi, dan ekonomi.