REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) hadirkan semangat pemerataan pengembangan di daerah tertinggal dengan menghelat Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) di Jayapura, Papua.
“Ini pertama kalinya dalam sejarah keorganisasian kepemudaan di Indonesia, ada kegiatan khusus yang diadakan di Papua. Kita harus mengakui bahwa Papua sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki peran yang sangat dan tidak bisa ditunda-tunda lagi,” ujar Ketua PBNU Ahmad Bagja dalam rilisnya, Sabtu (15/12).
Muspimnas yang dihadiri ratusan aktivis PMII dari seluruh Indonesia ini mengangkat tema ‘Tata Peradaban Baru; Membangun Bangsa dari Papua’. Bagja mengatakan, pemilihan lokasi di Papua sangat tepat.
Papua dinilai strategis untuk mendorong pemerintah agar mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan nasional yang adil dan merata. “Kehadiran aktivis di Papua seharusnya bisa membuka mata pemerintah agar Papua mendapat perhatian khusus,” tegas Bagja.
Ketua Umum PB PMII Adien Jauharuddin menyatakan, pihaknya memilih Papua sebagai tempat Muspimnas lantaran selama ini provinsi di ujung timur Indonesia itu selalu dimarjinalkan. “Papua menjadi penentu bangkit atau bangkrutnya negara Indonesia dalam pertarungan dunia,” katanya.
Maka, PMII mendesak pemerintah untuk memperbarui visi pembangunan nasionalnya. Yakni, seluruh elemen bangsa memperkuat fokus menyejahterakan rakyatnya dan demi pemerataan pembangunan di seluruh wilayah provinsi Indonesia.