REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Malaysia, melalui Menteri Besar Tan Abdul Khalid Ibrahim, mendesak mantan menteri penerangan Tan Sri Zainuddin Maidin untuk meminta maaf kepada Indonesia atas perkataannya menghina mantan presiden BJ Habibie.
"Kenyataan demikian boleh menjejaskan (menegaskan-red) ikatan dua hal yang kuat antara Malaysia dengan Indonesia dan rakyat kedua negara. Kita mau menegaskan bahwa penulisan Zainuddin tidak mewakili pendirian rakyat Malaysia," katanya dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (15/12)
Kerajaan Selangor mendesak media Utusan Malaysia dan Zainuddin untuk segera meminta maaf kepada Habibie dan seluruh rakyat Indonesia sebelum isu tersebut menjadi lebih buruk.
Khalid Ibrahim mengatakan bahwa Kerajaan Selangor kecewa dengan artikel yang diterbitkan oleh Utusan Malaysia terkait penghinaan terhadap Habibie. Menurutnya Indonesia dan Malaysia merupakan sahabat yang mempunyai ciri sama, termasuk sejarah, budaya dan agama, sehingga seharusnya hubungan keduanya tersebut dihargai oleh rakyat kedua negara.
"Ini adalah salah satu sebab mengapa Selangor mengundang BJ Habibie untuk berbagi pengalaman dan pemikirannya dalam melaksanakan kerja-kerja reformasi negeri serta memperbaiki proses pendemokrasian," tambahnya.
Pekan lalu, presiden ketiga Indonesia itu berada di Selangor selama dua hari sebagai tamu resmi Kerajaan guna memberikan ucapan selamat kepada sebuah universitas di negara itu. Namun, kunjungan Habibie tersebut oleh Zainuddin Maidin dianggap sebagai bentuk dukungannya terhadap oposisi Anwar Ibrahim, dengan menyebut keduanya sebagai 'Dog of Imperialism'.
Artikel tersebut mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk DPR yang melayangkan protes keras terhadap PM Malaysia Mohammad Najib Tun Razak.