REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pengamat politik Timur Tengah, Tahsin al-Halabi menilai kekerasan di Suriah adalah bagian skenario Amerika Serikat untuk menghilangkah gerakan anti-Israel di Timur Tengah dan dunia Islam.
"Saya kira ini adalah kebijakan AS untuk menghilangkan semua resistansi Arab dan individu muslim, dan semua orang di dunia yang melawan Zionis," ujarnya seperti diberitakan PressTV, Ahad (16/12).
Al-Halabi berpendapat perlawanan terhadap Zionis berarti juga melawan AS dan sekutunya, Inggris dan Prancis. Skenario kerusuhan yang dipakai AS, ada pada tindakan oposisi Suriah yang merancang aksi pembakaran masjid.
Karenanya, Halabi menyerukan kepada semua umat Muslim, khususnya Sunni, untuk melawan grup ekstrimis itu. "Saya kira Sunni harus bertindak dan menyuarakan dimana saja di dunia Islam untuk membuktikan bahwa itu (pembakaran masjid) bukan bagian dari Islam. Perbuatan itu bertentangan dengan Islam dan kemanusiaan," tegasnya.
Belum lama ini muncul video dari sekelompok orang yang mengatasnamakan Pasukan Pembebasan Suriah. Dalam video itu mereka merusak Masjid milik umat Syiah di dekat Kota Jisr al-Shughur, utara Suriah. Kelompok itu juga terus bertindak melawan kelompok Syiah.
Konflik di Suriah terus memanas sejak timbul bentrokan internal pada Maret 2011. Pemerintah Suriah menyatakan konflik internal itu didesain negara lain.
Bahkan, ada laporan anggota oposisi yang bergerak melawan Pemerintah Suriah merupakan warga asing. Sebelumnya, AS mengakui legitimasi oposisi Suriah dan mempertimbangkan akan memasok senjata untuk melawan Pemerintah Suriah.