REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Warga Desa Panyingkiran Kidul, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, dihebohkan dengan penemuan sekitar 1.500 keping uang koin dari masa penjajahan Belanda.
Diperkirakan, uang tersebut milik salah satu warga saat penjajah Belanda menyerbu desa tersebut. ''Keping uang koin ini ditemukan warga ketika sedang menggali tanah untuk bangunan rumah,'' ujar Sekretaris Kecamatan Cantigi, Muhtarom, Senin (17/12).
Muhtarom menjelaskan kepingan uang koin tersebut ditemukan di lahan kosong milik Sueni (28), di Blok Rawad RT 5 RW 2 Desa Panyingkiran Kidul. Koin-koin itu ditemukan tiga orang pekerja bangunan, yaitu Wahidin (19), Puadi (19), serta Topik (18).
Ketiga orang pekerja itu semula sedang menggali tanah untuk septic tank. Mereka kemudian dikejutkan dengan penemuan tumpukan batu bata besar pada kedalaman sekitar satu meter. Diperkirakan, struktur tersebut dulunya merupakan pondasi sebuah bangunan.
Karena penasaran, para pekerja itu terus melanjutkan penggalian. Keterkejutan mereka semakin bertambah ketika menemukan sebuah 'pendil' (kendi) yang terbuat dari tanah.
Di dalam pendil yang sudah pecah tersebut, mereka melihat ada ribuan keping uang koin yang sudah dalam keadaan kotor. Mereka pun segera melaporkan penemuan itu kepada aparat pemerintahan setempat.
''Setelah diinventarisasi, jumlah uang yang ditemukan mencapai 1.500 keping dengan berat total sekitar tujuh kilogram,'' terang Muhtarom.
Lebih jauh Muhtarom menjelaskan ukuran uang koin itu bervariasi, mulai dari diameter sekitar 1 cm hingga 2 cm. Dari tulisan yang tertera di keping uang, koin tersebut berasal dari masa penjajahan Belanda, dengan angka tahun bervariasi.
Berdasarkan pengamatan sementara, terdapat sedikitnya delapan varian uang koin, dengan tahun tertua 1767.
Salah seorang warga setempat, Sanah (60), menuturkan, berdasarkan cerita dari orang tuanya, lahan milik Sueni itu dulunya adalah milik orang kaya yang bernama Haji Marpingi. Kala itu, Haji Marpingi merupakan salah satu orang terkaya yang diincar Belanda.
Suatu saat, kata Sanah, kawasan Blok Rawad Desa Panyingkiran Kidul diserang pasukan Belanda. Rumah Haji Marpingi pun dibakar, sedangkan penghuninya berhasil lari. ''Tapi mungkin uang ini sengaja disembunyikan dulu di dalam tanah,'' terang Sanah yang mengaku tidak mengetahui bagaimana nasib Haji Marpingi selanjutnya.