REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekspor Indonesia pada 2013 mendatang diharapkan meningkat dari tahun ini. Optimisme tersebut didasarkan pada membaiknya ekonomi Eropa tahun depan.
Menteri PPN dan Kepala Bappenas, Armida Alisyahbana menyatakan, perbaikan perekonomian Eropa ke arah positif sudah mulai menunjukkan titik cerah. "Sehingga, kontribusi ekspor diharapkan minimal sama atau lebih baik dibanding 2012 sebesar tujuh hingga 7,2 persen," ujarnya, Senin (17/12). Hal ini mengingat Eropa adalah salah satu pasar ekspor terbesar Indonesia. Tahun depan, pertumbuhen ekspor Indonesia diperkirakan mencapai 11,7 persen -16 persen.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Prasetijono Widjojo membenarkan adanya tanda-tanda perbaikan pada perekonomian Eropa menjelang berakhirnya 2012. Meski demikian, Widjojo menyebut dampak perbaikan itu tidak akan dirasakan secara langsung oleh Indonesia di 2013. "Mudah-mudahan makin membaik. Saat ini sudah mulai membaik, walaupun pelan-pelan," ujarnya.
Widjojo mengatakan, pada dasarnya krisis ekonomi di Eropa terjadi karena tidak sinkronnya kebijakan moneter dan fiskal di masing-masing negara anggotanya. Menurut Widjojo, hal ini wajar mengingat secara moneter, negara-negara Eropa telah berada dalam satu kesatuan, namun secara fiskal belum menyatu. "Padahal bicara fiskal, juga bicara politik. Itu tidak mudah," kata Widjojo.
Lebih lanjut, Widjojo menjelaskan, negara-negara Eropa secara kultur tidak homogen layaknya ASEAN yang cenderung homogen. Jerman, misalnya lebih condong kepada pasar sosial yang lebih memperhatikan kesejahteraan alih-alih Belanda. Heterogenitas ini yang membuat Widjojo yakin dibutuhkan waktu lebih bagi Eropa untuk memperbaiki perekonomiannya.