Senin 17 Dec 2012 16:51 WIB

Menlu Iran: Penempatan Rudal 'Partriot' di Turki Provokatif

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.
Foto: AP
Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi menilai rencana pnempatan peluru kendali patriot buatan Amerika Serikat (AS) di Turki sebagai langkah provokatif yang dapat menimbulkan hasil tidak terkalkulasi.

"Penempatan rudal Patriot hanya akan memprovokasi, dan bisa saja menghasilkan dampak yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya," kata Ali Akbar Salehi dalam pidatonya yang dilaporkan kantor berita IRNA, Ahad (16/12).

"Upaya itu lebih bersifat provokatif daripada penangkalan," katanya sekaligus mengingatkan misil Patriot tidak akan menjamin keamanan regional.

Pernyataan itu muncul sehari setelah seorang petinggi militer Iran mengeluarkan pernyataan peringatan terhadap Ankara terkait rencana mereka untuk menempatkan sejumlah baterai misil itu, dengan menyebut bahwa rencana itu sebagai bagian dari rencana Barat untuk menciptakan perang dunia.

"Rudal Patriot jelas-jelas mengancam. Setiap unitnya merupakan titik hitam di peta yang merupakan perencanaan sebuah perang dunia," kata Panglima Tentara Iran, Jenderal Hassan Firouzabadi. "Hal itu merupakan langkah yang sangat berbahaya bagi semua pihak, bahkan bagi masa depan Eropa," katanya.

Atas permintaan Turki, NATO telah menyepakati untuk memasok sejumlah rudal Patriot guna memperkuat basis pertahanan negara itu seiring ketegangan yang terjadi di Suriah terkait upaya untuk melengserkan Presiden Bashar al-Assad yang tak kunjung berhasil selama 21 bulan terakhir.

Tetapi Iran dan Rusia, yang merupakan sekutu utama rezim Assad, menolak langkah itu. Bahkan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad telah membatalkan rencana kunjungan ke Turki, satu hari setelah Firouzabadi mengatakan penyebaran sistem pertahanan udara Patriot ke Turki bisa memicu perang dunia, tulis sebuah harian Turki Today`s Zaman pada Minggu.

Sebelumnya Ahmadinejad menerima undangan Perdana Menteri Turki Recep Erdogan guna untuk menghadiri upacara yang dijadwalkan pada Senin di Provinsi Konya. Upaca tersebut dimaksudkan untuk memperingati ulang tahun ke-739 kematian penyair sufi mistik Persia abad ke-13 Jalaluddin Rumi.

Sumber-sumber diplomatik Turki mengatakan kepada Today Zaman bahwa Ahmadinejad membatalkan lawatan selama konflik penjadwalan tidak ditentukan.

Sementara pada Jumat, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, telah menandatangani perintah mengirim dua baterai peluru kendali Patriot ke Turki bersama dengan 400 tentara Amerika Serikat untuk mengoperasikan senjata itu.

Perintah itu ditandatangani segera sebelum Panetta tiba untuk satu kunjungan mendadak ke Turki untuk bertemu dengan tentara AS yang digelar di Pangkalan Udara Incirlik, persinggahan terakhir dalam kunjungan sepekan yang telah membawanya ke Afghanistan dan Kuwait.

Sistem misil Patriot dirancang untuk mencegat pesawat atau rudal. NATO mengatakan tindakan itu semata-mata untuk pertahanan, tetapi Rusia, Suriah dan Iran mengecam keputusan itu dengan mengatakan tindakan itu akan meningkatkan ketidakstabilan regional.

sumber : Antara/ AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement