Selasa 18 Dec 2012 02:33 WIB

Bubarkan PSSI-KPSI, Pemerintah akan Konsultasi dengan AFC

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Karta Raharja Ucu
Agung Laksono
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Agung Laksono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah FIFA memutuskan menunda sanksi kepada PSSI, berbagai kalangan mendesak pemerintah bersikap tegas kepada PSSI dan KPSI.

Bahkan tak sedikit yang meminta pemerintah untuk membubarkan kedua pihak yang selalu berseteru itu. Menanggapi hal ini, Pejabat sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Agung Laksono menegaskan tetap akan menunggu arahan dari AFC untuk menentukan langkah-langkah penyelesaian konflik.

Namun Agung berjanji ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memihak kepada siapapun. "Saya tidak mau sembrono melakukan langkah-langkah yang condong sepihak kepada PSSI ataupun KPSI. Pokoknya kami harus berkomunikasi dengan AFC terlebih dahulu," tukas Agung ketika dihubungi ROL, Senin (17/12) malam.

Setidaknya, ada beberapa pasal yang menjadi acuan Kemenpora untuk melakukan kewenangan tersebut. Menurut UU-SKN pasal 13, pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional.

Sedangkan dalam pasal 121 disebutkan, dalam rangka efektivitas pengawasan, menteri, gubernur, dan bupati/walikota dapat mengenakan sanksi administratif kepada setiap orang atau organisasi olahraga, yang melakukan pelanggaran administratif dalam pelaksanaan penyelenggaraan keolahragaan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Baca sebelumnya:

FIFA tak Suka Pemerintah Terlalu Jauh Intervensi PSSI

Pemerintah Ogah Gegabah Selesaikan Konflik PSSI-KPSI.

Klasemen Liga 1 Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 10 6 3 1 16 10 21
2 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 10 6 3 1 9 4 21
3 Persib Bandung Persib Bandung 10 5 5 0 18 10 20
4 Bali United Bali United 10 6 2 2 16 8 20
5 Persija Persija 10 5 3 2 15 6 18
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement