Selasa 18 Dec 2012 05:40 WIB

Bertemu PM Malaysia, SBY Diminta Bicarakan Kerukunan Antarbangsa

Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta mengingatkan Pemerintah Malaysia agar tidak semena-mena kepada bangsa Indonesia.

Belakangan ini, Malaysia dinilai lebih berani mengecam Indonesia. Teranyar, mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin yang berulah, dengan menuduh Presiden RI ketiga BJ Habibie sebagai pengkhianat bangsa.

Karenanya, saat menghadiri Konsultasi Tahunan ke-9 di negeri jiran itu, Selasa (17/12), Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauka Circle (SMC), Syahganda Nainggolan, meminta SBY mengagendakan penggembalian kerukunan antarbangsa serumpun, demi kerja sama yang lebih baik.

Syahganda berharap Presiden Yudhoyono berpidato dengan menyentuh soal pudarnya semangat persahabatan kedua negara, termasuk menekankan pandangan kritis atas banyaknya kasus pelecehan kemanusiaan oleh Malaysia terhadap keberadaan WNI/TKI di negeri jiran tersebut. (baca: SBY Diminta Lebih Berani kepada Malaysia).

"Presiden SBY juga harus mengingatkan adanya berbagai tindakan ceroboh dan terkesan sengaja dari aparat Malaysia dalam melakukan pelanggaran kedaulatan di wilayah NKRI secara berulang-ulang," ujarnya di Jakarta, Senin (17/12).

Presiden Yudhoyono juga diminta mengecam kasus penghinaan kepada Presiden BJ Habibie. "Sikap tidak terhormat Zainudin Maidin itu telah melukai perasaan bangsa Indonesia yang menghormati BJ Habibie selaku Presiden RI ke 3," katanya.

Menurut Syahganda, momentum pertemuan Indonesia-Malaysia kali ini tak boleh mengabaikan situasi yang terus memburuk dalam dinamika persahabatan kedua negara akhir-akhir ini. Bila tidak dibicarakan secara serius, katanya, hal itu dapat memunculkan kemelut permusuhan yang semakin parah di kemudian hari.

Selanjutnya, terjadinya perkembangan yang tidak sehat antara Indonesia-Malaysia juga harus disadari penuh para pemimpin Malaysia. Ia menyesalkan sejauh ini keinginan bertoleransi ataupun upaya mempertahankan nilai-nilai persahabatan dengan bangsa Malaysia, hanya datang dari kalangan Indonesia.

Sementara kekhawatiran serupa atas potensi merusaknya hubungan itu jarang ditunjukkan sejumlah elemen resmi di Malaysia. "Jangan dikira soal masa depan hubungan Indonesia-Malaysia itu sekadar untuk kepentingan nasional Indonesia, sebab seandainya terganggu, justru Malaysia akan banyak mengalami kerugian yang membayahakan," katanya mengakhiri. (baca: SBY Membawa Misi Khusus ke Malaysia).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement