Selasa 18 Dec 2012 11:16 WIB

Taman Al-Azhar, Arsitektur Lansekap Islam nan Menawan (4-habis)

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu sudut Taman al-Azhar di Kota Kairo, Mesir.
Foto: localyte.com
Salah satu sudut Taman al-Azhar di Kota Kairo, Mesir.

Jangan Lupakan Sejarah

Bukan ruang publik biasa. Sebaliknya, ada pesan penting yang ingin disampaikan dari Taman al-Azhar.

Meminjam istilah Bung Karno, maka pesan yang ingin disampaikan taman ini adalah “jas merah” alias jangan melupakan sejarah.

Agar jangan sampai melupakan sejarah maka Taman al-Azhar dilengkapi dengan museum yang merekam sejarah Kairo. Lokasinya ada di sisi utara taman.

Selain museum, tempat bernama Urban Plaza ini juga memiliki area parkir bawah tanah, toko, serta fasilitas kebudayaan.

Nah, museum ini secara jelas merekam evolusi Ibukota Mesir, Kairo. Mulai dari sejarahnya, arsitekturnya, dan sisi-sisi budaya lainnya. Dari area museum, pengunjung juga bisa melihat sisa-sisa kejayaan Mesir lewat panorama benteng Shalahuddin al-Ayyubi serta Masjid Muhammad Ali.

Benteng Shalahuddin ini berketinggian 10 meter. Benteng ini dibangun oleh panglima perang Islam yang pernah menaklukkan Yerussalem. Benteng ini dibangun oleh Shalahuddin pada 1176-1183 M sebagai basis pertahanan Kota Kairo atas ekspansi pasukan Salib.

Sementara Masjid Muhammad Ali dibangun pada 1830-1848 M. Muhammad Ali Pasha memerintahkan membangun masjid ini untuk mengenang putra sulungnya, Tusun Pasha, yang wafat pada 1816 M.

Berdiri megah di kejauhan, Benteng Shalahuddin dan Masjid Muhammad Ali, membuat panorama Taman al-Azhar kian indah saja.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement