REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Politisi sayap kanan Prancis, Maine Le Pen menyamakan umat Islam di Prancis dengan Nazi pimpinan Adolf Hitler. Menurut Le Pen, makin banyaknya orang Islam yang beribadah di tengah jalan bisa disamakan dengan aksi okupansi Nazi di Perang Dunia II.
Menurut Le Pen, pemerintah Prancis harus melarang kegiatan umat Islam beribadah di tengah jalan. "Saya ingin semua pihak menggerti bahwa tidak ada alasan bagi Prancis untuk menyetujui kegiatan yang tidak ada di negara lain," ujar politisi wanita yang terkenal ekstrem ini seperti dikutip Aljazeera.
Pernyataan Le Pen langsung menuai kecaman luas dari dalam negeri Prancis. Le Pen dinilai sudah menyebarkan rasisme dan ketakutan pada umat Islam. Padahal, umat Islam di Prancis telah mendapat tempat yang cukup spesial di tengah masyarakat.
Figur Le Pen juga dikenal sebagai tokoh antiimigran, terutama dari Afrika dan Timur Tengah. Usaha Le Pen menyudutkan imigran Muslim di Prancis kerap mentok akibat eksistensi para imigran di keseharian masyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat Prancis justru menjadikan imigran Muslim sebagai sosok pahlawan Prancis di dunia sepak bola. Dialah Zinedine Zidane, pria yang berdarah Aljazair.
Le Pen sempat mencerca Zidane dengan menyebutnya tidak patriotik karena tidak bisa menyanyikan lagu kebangsaan Prancis. Namun, cercaan Le Pen berlalu dengan kenyataan si imigran Aljazair beragama Islam itu mampu memberi gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bagi Prancis.