Selasa 18 Dec 2012 11:46 WIB

Boediono : Cendekiawan harus Ambil Peran Bangun Bangsa

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI, Boediono meminta para cendekiawan muslim ikut membangun institusi politik. Karena para cendekiawan harus ikut bagian dalam menata kemajuan bangsa dan membangun peradaban.

 

"Cendekiawan kita dapat ambil bagian dan berkontribusi pada bangsa yakni melalui turut aktif tingkatkan mutu dan kinerja institusi," kata Boediono dalam sambutannya di Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Jakarta, Selasa (18/12).

Institusi yang perlu diprioritaskan, kata Boediono, adalah institusi politik. Sebab, aturan main induk atau dasar kenegaraan ditentukan institusi politik. Karena itu, menurutnya para cendekiawan dinilai perlu terjun ke institusi politik ini.

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menyadari cendekiawan akan menghadapi dilema pada kehidupan politik yakni, antara pragmatisme dan idealisme, objektivitas dan subjektivitas, kepentingan sempit dan besar. Tetapi, kata dia, hal itu merupakan tantangan besar yang dihadapi cendekiawan. 

"Kita tidak boleh terjebak menunggu kehadiran manusia serba unggul, superhuman dari filsuf Nitche, atau superking, atau dekati nabi," kata dia.  Karena itu, Boediono mengimbau cendekiawan harus mampu mengubah kepemimpinan kreatif yang menyusun struktur dari realita yang ada. 

Kunci kemajuan bangsa, kata dia, terletak pada kemampuan bangsa bangun institusi yang dukung kemajuannya yang mencakup politik, ekonomi, hukum, sosial, dan semua yang jadi pilar berbangsa. Guna membangun institusi yang berfungsi baik, pesan Boediono harus disusun 'aturan main' dan sumber daya manusianya. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement