Selasa 18 Dec 2012 13:44 WIB

Fans Zenit Tolak Pemain Kulit Hitam dan Homoseksual

Rep: Angga Indrawan/ Red: Fernan Rahadi
Logo Zenit Saint Petersburg
Foto: sporthdwalls.com
Logo Zenit Saint Petersburg

REPUBLIKA.CO.ID, ST PETERSBURG -- Landscrona, pendukung terbesar salah satu klub raksasa Rusia Zenit Saint Petersburg, meminta manajemen klub untuk tidak melakukan pembelian pemain berkulit hitam dan kalangan homoseksual.

Permintaan ini dilayangkan oleh para penggemar melalui surat terbuka yang berjudul 'Selection 12 Manifesto' yang disampaikan Senin (17/12). Bagi para anggota Landscrona, permintaan ini merupakan langkah kebaikan untuk menjaga tradisi penting klub.

"Kami tidak rasis namun kami melihat tidak adanya pemain berkulit hitam di tim ini sebagai sebuah tradisi yang penting," tulis Landscrona di laman resmi klub, dilansir The Guardian, Selasa (18/12).

Dalam keterangannya itu pula, pihak Landscrona menginginkan pemain Zenit merupakan pemain yang berasal dari persaudaraan negara-negara Eropa Timur, seperti Ukraina dan Belarusia, serta negara-negara Baltik dan Skandinavia.

"Karena kami memiliki sejarah dan latar budaya yang sama," tambah pernyataan tersebut.

Zenit merupakan satu-satunya klub di Rusia yang tidak menggunakan pemain-pemain dari Afrika yang identik berkulit hitam. Salah satu alasannya, adalah untuk membentengi nilai-nilai Saint Petersburg yang terpengaruh oleh semangat nasionalis kelompok sayap kanan yang ada di sana.

Akibat sentimen tinggi itu pula, beberapa pemain kulit hitam terkemuka telah menolak tawaran menggiurkan dari klub kaya selama 12 bulan terakhir. Pasalnya, tak jarang dari mereka yang menerima ancaman mati dari fans Zenit.

Tak hanya menolak pemain berkulit hitam, tim yang baru saja membeli pemain mahal Brasil, Hulk itu menolak dengan tegas pemain dari kalangan seksual minoritas alias homoseksual.

Memang seperti diketahui, sentimen homophobic memang mendominasi di Rusia. Meski telah disahkan tahun 1993 pasca jatuhnya Uni Soviet, namun homoseksualitas tetap dianggap sebagai penyakit dan gangguan mental di sana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement