REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bakal membahas tentang penghinaan mantan Menteri Penerangan Malaysia, Tan Sri Zainuddin Maidin kepada Presiden RI ketiga, BJ Habibie.
"Saya terganggu," kata SBY, Senin (17/12) sore.
Bersama Ibu Ani Yudhoyono dan rombongan, Presiden SBY bertolak ke Malaysia dan India, selama empat hari. Presiden bertolak dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma pada Selasa, (18/12) pukul 13.00 WIB.
Namun, tak seperti biasanya, kunjungan kerja kali ini tidak disertai konferensi pers. Biasanya, setiap akan keluar negeri, kepala negara menerangkan agenda yang akan dilakukan, tujuan, hingga jadwal keberangkatan dan kepulangan. (baca: SBY Bertolak ke Malaysia).
Rencananya, di Malaysia, Presiden SBY akan menghadiri Konsultasi Tahunan ke-9. Selama kunjungan kerja di Malaysia, Presiden dijadwalkan akan melakukan pertemuan empat mata dengan Perdana Menteri Malaysia, Y.M. Mohd Najib Tun Razak.
Setelah itu, Presiden dan PM Malaysia akan memimpin Konsultasi Tahunan ke-9 yang diikuti menteri dan pejabat tinggi terkait dari kedua negara. Selain agenda tersebut, Presiden juga akan menerima gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa Doctor of Philosophy in Leadership of Peace) yang dianugerahkan Universitas Utara Malaysia.
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah menyatakan Konsultasi Tahunan (Annual Consultations) merupakan forum tertinggi dalam mekanisme hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Konsultasi Tahunan sebelumnya dilangsungkan di Lombok pada Oktober 2011.
"Forum ini akan dimanfaatkan Presiden Yudhoyono untuk membahas upaya penguatan hubungan bilateral serta isu-isu yang menjadi prioritas kedua negara seperti perlindungan WNI dan TKI, isu perbatasan, perdagangan dan investasi," katanya.
Dalam rombongan kali ini, Presiden membawa serta Menlu, Marty Natalegawa; Mendagri, Gamawan Fauzi; Menhan, Purnomo Yusgiantoro; Menteri Kelautan dan Perikanan, Syarif Tjitjip Sutarjo; Menakertrans, Muhaimin Iskandar; Menperin, MS Hidayat.