Selasa 18 Dec 2012 17:29 WIB

Ternyata, Kita Belum Jadi Masyarakat Keberadaban Tinggi

Rep: Esthi Maharani/ Red: Setyanadivita Livikacansera
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai masyarakat Indonesia masih belum menjadi masyarakat dengan keberadaban yang tinggi. 

Hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya ditemukan aksi kekerasan di tengah masyarakat. Ia mengatakan masyarakat yang baik ditandai oleh budaya dan karakter anti kekerasan. 

“Kalau diantara kita mudah melakukan aksi kekerasan, main hakim sendiri, maka secara fisik kita belum menjadi good society. Belum menjadi masyarakat yang  keberadaban tinggi,” katanya saat menghadiri acara puncak hari ibu, Selasa (18/12). 

Ia mengatakan, untuk menciptakan suasana saling menghormati, saling menghargai, dan saling menyayangi tidaklah mudah. Apalagi Indonesia adalah nrgara yang majemuk. 

Tak hanya itu, presiden juga menginginkan agar masyarakat tetap menjaga jati diri kebangsaan, nilai lokal,  budaya daerah yang menjadi kebanggaan. “Jangan sampai itu tercerabut karena globalisasi,” katanya. 

Menurutnya, banyak diantara masyarkat Indonesia yang cenderung menjadi materialistis dan hidup dalam hedonistis yang berlebihan. Ia meminta agar masyarakat Indonesia tidak mengagung-agungkan identitas global dan justru melupakan jati diri bangsa sendiri. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement