Selasa 18 Dec 2012 22:31 WIB

Obat Bisa Tambah Mahal, Impor Bahan Baku Naik 8,5 Persen

obat/ilustrasi
Foto: daan
obat/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hingga akhir tahun ini, impor bahan baku obat diperkirakan meningkat 8,5 persen dibandingkan realisasi tahun lalu. Biaya impor mencapai Rp9,59 triliun akibat tingginya permintaan obat di pasar domestik. Situasi itu bisa mendorong harga jual obat di pasaran.

"Sampai akhir tahun, impor bahan baku obat bisa menyentuh Rp11,4 triliun, naik 8,5 persen dari tahun lalu sebesar Rp9,59 triliun. Terus bertambahnya permintaan obat di dalam negeri menjadi salah satu penyebab naiknya impor bahan baku," kata Deputi Menteri Koordinator Perekonomian, Eddy Putra Irawadi, di Jakarta, Selasa (18/12).

Pemerintah dan pelaku usaha, menurut Eddy, sedang mengupayakan untuk menekan ketergantungan impor bahan baku obat hingga 20 persen dari total ketergantungan saat ini yang mencapai 95 persen.

"Kami akan mendorong produksi bahan baku obat substitusi di dalam negeri dan investor juga membutuhkan fasilitas insentif dan kemudahan guna mendorong peluang membangun industri bahan baku obat," paparnya.

Investor asal India, lanjut Eddy, berminat untuk mendirikan pabrik bahan baku obat di Indonesia. Namun, investor tersebut menanyakan sejumlah insentif yang bisa diterima untuk investasi bahan baku obat.

"Pemerintah akan memberikan insentif pengurangan pajak seperti 'tax holiday', 'tax allowance', jaminan bea masuk (BM), fasilitas kawasan ekonomi, hingga jaminan investasi merupakan insentif-insentif yang menjadi perhatian calon investor. Bahan baku obat dan teknologi farmasi sebenarnya sudah dibuat di Indonesia, namun pasokannya belum mencukupi kebutuhan domestik," ujarnya.

Eddy menyebutkan Indonesia telah memiliki laboratorium yang mampu memproduksi penisilin, gelatin, kapsul, infus, dan bahan pendukung lainnya.

Investasi asing harus dikejar mulai dari kimia dasar hingga industri bahan bakunya, termasuk ketersediaan teknologinya, sehingga ketergantungan terhadap bahan baku impor berkurang, tandasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement