REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menyusul ditemukannya kasus penyakit flu burung pada ternak itik di 21 daerah yang ada di Jawa Tengah, populasi 200 ribu ternak itik di wilayah Kabupaten Semarang pun terancam.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Semarang, Ir Anang Dwinanta megatakan, kasus flu burung pada ternak itik, yang merupakan mutasi dari virus H5N1 ini, rentan menyebar ke wilayahnya.
“Karena lalulintas itik yang masuk ke wilayah Kabupaten Semarang hingga saat ini sulit untuk dikontrol,” tegas Anang, yang dikonfirmasi di Ungaran, Rabu (19/12).
Menurutnya, lalulintas keluar masuk ternak itik di wilayah perbatasan Kabupaten Semarang dengan daerah lain tidak ada pengawasan khusus. Demikian pula perdagangan untuk membawa masuk ternak itik dari luar Kabupaten Semarang juga tidak dikenakan izin ataupun persyaratan tertentu.
Akibatnya, kata dia, lalulintas ternak itik yang masuk maupun keluar dari wilayah Kabupaten Semarang leluasa terbuka dan bahkan sangat bebas. Apalagi akses perbatasan kabupaten ini dengan daerah lain cukup banyak. Seperti perbatasan Kabupaten Temanggung, Kendal, Grobogan, Boyolali dan Kabupaten Magelang, serta Kota Salatiga.
“Persoalannya, jika itik yang masuk tersebut terinveksi virus mutasi ini, maka penyakit flu burung pada itik rentan menyebar di Kabupaten Semarang,” jelasnya.