Rabu 19 Dec 2012 14:31 WIB

Pertamina Dianggap Perlu Pesaing Baru dari BUMN

Pertamina
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) dinilai perlu memiliki pesaing baru yang juga berbentuk badan usaha milik negara.

"Dengan adanya BUMN yang baru, maka akan bisa bersaing dengan Pertamina agar perusahaan tersebut lebih sehat," kata pengamat ekonomi dan politik, Ichsanuddin Noorsy, seusai menghadiri Diskusi Terbuka Status Investor Migas di Indonesia 'Migas Untuk Kemakmuran Bangsa' di Jakarta Rabu.

Ichsan mengatakan, adanya BUMN baru yang bergerak di bidang migas tersebut maka kinerja Pertamina diharapkan bisa lebih baik. "Contoh seperti Cina, mereka memiliki tiga BUMN yang bergerak di bidang migas," tambah Ichsan.

Ichsan menjelaskan, kultur Pertamina yang tanpa daya saing itu sudah berlangsung terlalu lama. Pesaing baru nantinya diharapkan memacu satu sama lain untuk menjadi yang terbaik.

"Proses untuk membuat BUMN baru juga tidak terlalu lama, hanya perlu tiga sampai enam bulan," kata Ichsan.

PT Pertamina sendiri telah menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi ConocoPhilips Algeria Ltd, anak perusahaan ConocoPhilips (NYSE:COP) yang menguasai Blok 405a, yang akan menambah produksi minyak bagi Pertamina sebanyak 23.000 barel per hari.

Blok 405a terdiri dari tiga lapangan minyak utama, yaitu Menzel Lejmat North, Ourhoud dan EMK.

Di lapangan Menzel Lejmat North ConocoPhilips Algeria Ltd. menguasai 65 persen hak partisipasi dan sekaligus bertindak selaku operator, sementara itu hak partisipasi di lapangan Ourhoud 3,7 persen dan 16,9 persen di lapangan EMK.

Berlakunya kesepakatan ini masih bergantung pada hak membeli pertama (first right) oleh mitra ConocoPhilips di blok tersebut dan persetujuan dari pemerintah Aljazair.

Untuk itu, diharapkan transaksi dapat dituntaskan pada paruh pertama 2013. Selama 2012, produksi dari Blok 405a mencapai lebih dari 35.000 barel per hari sehingga bagian untuk ConocoPhilips Algeria mencapai sekitar 23.000 barel per hari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement