REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi salah satu wilayah pemasaran yang menggiurkan bagi peredaran barang haram narkoba. Menurut Kabareskrim Polri, Komjen Pol Sutarman, akses pintu masuk yang mudah ke Indonesia menjadi faktor kuat yang menunjang.
Dia mencontohkan, bagaimana modus operandi para pelaku yang dilakukan warga negara asing (WNA) melakukan operasinya. Dikatakannya, para pelaku WNA tak jarang menggunakan cara yang cukup efektif.
Menurut dia, beberapa kasus terbongkar setelah diketahui para pelaku mengirim Narkoba ke Indonesia melalui jalur udara. "Narkoba dikirimkan melalui udara. Mereka sudah bekerja sama dengan orang-orangnya yang menunggu di lautan. Sesudah titik koordinat drop barang ditentukan, mereka kemudian menjemputnya dengan speddboat," jelas dia, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (19/12).
Terakhir modus ini berhasil dibongkar tim Polri di wilayah lepas pantai Ujung Genteng, Jawa Barat. Dia mengatakan, pada saat membongkar sindikat Narkoba yang menganut cara demikian, Polri terlibat baku tembak dengan para pelaku.
Tak ayal, Polri terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menembak tiga orang dan mati di tempat kejadian karena melakukan perlawanan saat diringkus. Dengan puluhan ribu kasus Narkoba yang mengepung Indonesia, Sutarman mengaku sangat khawatir.
Menurut dia, dengan masih maraknya peredaran Narkoba di Indonesia, dalam hal ini generasi muda adalah pihak yang paling terancam. "Bayangkan, banyak sekali kasus yang terjadi. Sasaran mereka jelas ingin rusak anak muda kita. Oleh sebabnya, Polri akan terus aktif dan tidak kompromi," katanya menegaskan.
Atas dasar inilah, ia mengatakan telah memberi intruksi pada anak buahnya yang terlibat dalam penggerebekan kasus Narkoba. "Biar membahayakan, para pelaku layak tembak di tempat. Karena kejahatan Narkoba dampaknya amatlah berbahaya bagi bangsa," kata dia.
Dalam acara bertajuk 'Polisi Bersinar (Bersihkan Sindikat Narkoba)', Mabes Polri memusnahkan barang bukti (barbuk) dari tindak pidana Narkoba yang terkumpul sepanjang 2012.
Simbolisasi barbuk hasil seluruh penyitaan tahun ini sebanyak 215 Kg heroin dan 1,7 Kg sabu dihancurkan di lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Rabu (19/12). Seluruh sampel barbuk yang telah terkumpul dimasukan ke dalam dua mesin insininator milik Badan Narkotika Nasional (BNN).