REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- PBB menunda kampanye anti-polio di Pakistan setelah tiga petugas kesehatan ditembak mati di Peshawar, Pakistan, pada Rabu (19/12). Serangan itu membunuh seorang pengawas petugas vaksin, sopir, dan seorang sukarelawan.
"Unicef dan WHO menunda program vaksinasi setelah penyerangan Rabu," ujar Juru Bicara Unicef, Michael Coleman, pada BBC.
Pengawas petugas vaksin dan sopirnya tewas ketika mobil mereka diserang oleh sekelompok pria bermotor yang membawa senjata di distrik Charsadda. Sedangkan, sukarelawan ditembak di kepala ketika tengah berkumpul dengan tim vaksin lainnya di utara Peshawar.
Pria bersenjata itu juga menembaki petugas polio di Charsadda dan Nowshera. Tidak ada korban dalam penyerangan itu.
Perdana Menteri Pakistan, Raja Pervez Ashraf, mengecam penyerangan tersebut. Ia memuji hasil kerja petugas vaksin dan mengisyaratkan petugas keamanan untuk mejamin keselamatan mereka.
Rabu adalah hari terakhir dari kampanye tiga hari melawan polio di dunia. Beberapa pihak menolak kampanye imunisasi di Pakistan karena masyarakat menduga kampanye itu merupakan praktik siluman Dinas Rahasia AS (CIA) untuk mencari anggota Al-qaida.