Jumat 21 Dec 2012 12:15 WIB

Nah Lho.. Insiden Bandara Presiden Minta Ada Sanksi

Rep: Esthi Maharani / Red: Setyanadivita Livikacansera
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Insiden terbakarnya Air Traffic Control (ATC) yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta 16 Desember lalu, menarik perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Seusai kembali dari kunjungan kerja ke Malaysia dan India, Presiden menilai kejadian tersebut tidak boleh dianggap sesuatu yang biasa-biasa saja. Karena, insiden tersebut memiliki dampak luar biasa. 

Ia pun menginstruksikan agar dilakukan investigasi menyeluruh dan ada pemberian sanksi bagi yang terbukti lalai.“Saya ingin ada investigasi yang menyeluruh. Kalau ada yang lalai, berikan sanksi. Ini bukan pertama kali,” katanya, Jumat (21/12).

Ditegaskan Presiden, harus ada aturan jelas mengenai pihak-pihak yang dianggap melakukan kesalahan ataupun prestasi. Yang berprestasi sudah layaknya diberikan imbalan, tetapi yang lalai, apalagi yang melakukan kesalahan patut diberikan sanksi.

“Saya ingin dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah ada tindakan sanksi dan perbaikan di bandara internasional cengkareng itu,” katanya. 

Menurutnya, untuk sebuah bandara, seharusnya instrument yang diperlukan benar-benar tersedia dan bisa dirawat dengan baik. Kalaupun ada instrument yang kurang, SBY meminta agar segera diadakan untuk perbaikan bandara. 

“Saya kira tidak sulit untuk mengetahui bahwa sebuah bandara itu harus memiliki kelengkapan instrument, system, dan sarana yang diperlukan. Kalau ada instrument yang diperlukan, harus diadakan,” katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement