REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Satu hari pasca baku tembak antara kepolisian dengan kelompok bersenjata di Desa Tambora, Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Kamis (20/12), pengamanan di sekitar Poso diperketat.
Mabes Polri mengatakan akan melakukan pemriksaan kepada siapapun yang melitasi jalur pintu masuk menuju Poso.
Mengingat situasi yang masih belum kondusif di wilayah tersebut, upaya penggeledahan akan dilakukan oleh petugas kepolisian yang berjaga.
“Ya (penggeledahan) itu dimungkinkan. Tapi harus sesuai prosedur, bila menilik keadaan yang sedang menyelimuti Poso akhir-akhir ini, kepolisian berhak memeriksa setiap orang yang masuk ke Poso demi keamanan,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri, Kombes Agus Priyanto, Jumat (21/12).
Selain itu, menurut Agus dekatnya hari perayaan Natal, ikut menjadi faktor penunjang pengetatan keamanan di sana. Meski demikian, menurut ,Mabes Polri belum akan mengirimkan kekuatan tambahan ke Poso.
Pasalnya, pada awal Bulan Desember ini Polri sebelumnya telah mengirimkan Bantuan Kendali Operasi (BKO) ke Poso. Dikatakan Agus, sebanyak 50 anggota Brimob dari Mabes Polri ditempatkan di sekitar Poso untuk membantu pengamanan di sana.
“Belum ada wacanan pengiriman bantuan lagi. Tapi yang jelas prosedur pengamanan di sana akan lebih diperketat,” kata dia.
Situasi kemanan di Poso semakin kusut setelah dalam dua bulan terakhir setidaknya lima anggota Polri tewas akibat ulah kelompok bersenjata.Kuat dugaan, dalang dibalik kematian petugas kepolisian ini adalah kelompok teroris yang sedang membangun kamp pelatihan di sekitar Gunung Kalora, Poso.