Jumat 21 Dec 2012 16:28 WIB

64 Ribu Ekor Bebek Mati, Diduga Flu Burung

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah petugas memeriksa bebek yang mati mendadak di Desa Pakijangan, Brebes, Jateng.
Foto: Antara
Sejumlah petugas memeriksa bebek yang mati mendadak di Desa Pakijangan, Brebes, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID,  CILACAP -- Serangkan virus mematikan diduga flu burung, telah menyebabkan ribuan ekor itik atau bebek di Jawa Tengah (Jateng) mati. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng,  Withono, menyebutkan penyakit yang diduga flu burung yang menyerang itik merupakan jenis baru.

''Serangan penyakit yang diduga flu burung jenis baru tersebut, telah menyebabkan 64 ribu ekor itik di Jateng mati. Serangkan penyakit itu, tersebar di 22 kabupaten wilayah Provinsi Jateng, termasuk Kabupaten Brebes yang menjadi sentra peternak itik petelur,'' katanya, saat mendampingi Gubernur menghadiri acara Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia, di Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap, Jumat (21/12).

Meski demikian, dia menyebutkan, secara keseluruhan serangan penyakit itu masih belum terlalu berpengaruh terhadap produksi telur itik di wilayahnya. Menurutnya, total populasi itik di Jateng mencapai 8,1 juta ekor. Sedangkan yang mati akibat penyakit tersebut, 64 ribu. ''Jadi angka kematiannya baru sekitar 0,78 persen,'' jelasnya.

Terkait penyakit yang menyerang ribuan itik itu, Witono menyatakan, pihaknya baru sebatas menduga bahwa penyebabnya adalah virus flu burung clade baru. Virus ini, tidak terdeteksi oleh model rapid test yang selama ini digunakan untuk mendeteksi penyebab kematian flu burung pada ayam atau unggas lainnya.

Namun, setelah diteliti di Balai Besar Veteriner Wates, diketahui bahwa virus yang menyebabkan kematian pada sebagian itik atau bebek tersebut, memang sejenis virus flu burung clade baru. ''Tahun-tahun sebelumnya, itik lebih tahan terhadap flu burung. Tapi tahun ini, ternyata lebih banyak itik yang terserang virus ini,'' katanya.

Ia mengatakan, saat ini pemerintah masih melakukan penelitiian mengenai virus baru tersebut. Penelitian itu, termasuk menguji, apakah vaksin yang digunakan dapat mengatasi flu burung pada unggas lainnya, bisa digunakan untuk mengatasi virus tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement