REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setelah sempat putus tiga hari akibat terendam banjir, arus kendaraan yang melintas di jalan lintas barat (jalinbar) yang menghubungkan Lampung-Bengkulu padat pada Senin (24/12) malam. Kendaraan pribadi dan travel lebih memilih jalur tersebut dari pada lewat jalan lintas tengah.
Pengguna jalinbar yang dari Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, dan dari arah Liwa, Lampung Barat dan Bengkulu, harus waspada melintas di kawasan jalan Desa Mandiri Sejati, Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Lampung Barat. Jalur ini pernah putus pada Senin (17/12) lalu, akibat tergerus banjir.
Menurut Ikhsan Nugraha, warga kota Bandar Lampung yang pulang liburan dari Bengkulu, mobil sewaannya pulang ke Lampung melintas di jalinbar, dengan lancar meski terjadi kepadatan. "Saat melintas memang mobil harus waspada takut ada lubang besar bekas jalan putus tersebut," kata bapak dua anak ini, Selasa (25/12).
Ia mengatakan saat berangkat ke Bengkulu, dirinya melintas di jalan lintas tengah (Kota Bumi), tidak lewat Kota Agung. Menurut dia, jalur yang pernah putus, masih berbentuk lubang sedalam 50 sentimeter, namun jalannya kering, sehingga mobil bisa melintas meski harus merayap.
Ia masih mengkhawatirkan bila hujan masih turun pada malam hari, jalan akan putus kembali karena hanya ditimbun tanah campur batu sementara, sehingga mudah tergerus saat ari banjir melintas. "Seharusnya pemerintah segera mengaspalnya, jangan hanya ditimbun tanah saja," ujarnya.
Sebelumnya, jalinbar putus akibat tergerusnya badan jalan setelah hujan turun deras. Tergerusnya badan jalan ini mencapai 40 meter, sekitar 20 meter dari Jembatan Mahnay, perbatasan Kecamatan Krui Selatan dan Pesisir Selatan.
Pada 2 Desember lalu, jalinbar juga putus akibat hujan yang mengguyur semalaman. Pondasi muara Jembatan Basohan, Kecamatan Krui Selatan, ambles hingga kedalaman 40 meter dengan lebar delapan meter.