Selasa 25 Dec 2012 14:07 WIB

Genangan di Rancaekek, Lalu Lintas Terhambat

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: Dewi Mardiani
Antrean panjang kendaraan bermotor di Jalan Raya Cipacing, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jabar.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Antrean panjang kendaraan bermotor di Jalan Raya Cipacing, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Air masih menggenangi ruas jalan Rancaekek tepatnya di depan PT Kahatex. Genangan air setinggi kurang lebih 40 sentimeter membuat lalu lintas kendaraan dari Bandung menuju Nagreg terhambat. Sejumlah kendaraan baik roda dua dan empat harus melambatkan kecepatannya untuk menerjang genangan air.

Genangan air sepanjang kurang lebih 200 meter tersebut memaksa kendaraan harus mengantre. Kemacetan mengular sampai Jalan Raya Cipacing. Sedangkan lajur sebaliknya terlihat lancar, karena air tidak menggenangi badan jalan. Namun demikian, air sudah surut dibandingkan pada hari Sabtu (23/12) dan Ahad (24/12).

Salah seorang pengguna jalan, Rendi (27 tahun) mengatakan, pada mulanya ia akan pergi ke rumah orang tuanya di Garut pada Ahad, namun informasi adanya banjir di Rancaekek, menunda perjalanannya. Ia memutuskan untuk pergi pada Selasa (25/12).

"Saya pikir sudah enggak banjir, ternyata masih. Lumayan panjang tadi macetnya, dari depan Al-Ma'soem," ungkapnya kepada Republika, Selasa (25/12).

Aparat kepolisian terlihat mengatur lalu lintas dengan membuat dua lajur di jalur arah Nagreg. Kasatlantas Polres Bandung, AKP Lukman Syarif mengatakan, untuk mengurai kemacetan yang terjadi di ruas Jalan Rancaekek, pihaknya sempat mengalihkan kendaraan yang menuju Garut itu ke jalur berlawanan, karena genangan air cukup tinggi. Namun saat ini kondisi sudah semakin surut, sehingga kendaraan sudah bisa melewati jalur semula.

Sementara di Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek, meski sudah surut, banjir masih menggenangi rumah warga. Menurut Camat Rancaekek, Meman Nurjaman, Ada 8 RW yang tergenang banjir dengan jumlah rumah sekitar delapan ratus. "Sekarang, Alhamdulillah sudah mulai surut, ada 800 Kepala Keluarga yang terkena banjir," ujarnya.

Banjir yang terjadi di Rancaekek terjadi karena luapan Sungai Cikeruh dan Citarik yang merupakan anak Sungai Citarum. Selain itu jebolnya tanggul di Desa Rancaekek Kulon memperparah banjir. "Kondisi tanggul kritis, tetapi masyarakat secara swadaya menahan air dengan karung pasir. Kemarin dari Dinas Sumberdaya Alam Pertambangan dan Energi sudah ke lokasi, jangka panjang akan diperbaiki, tetapi belum tahu kapan," ujar Meman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement