REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor produk tekstil diperkirakan akan turun 40 persen tahun depan. Wakil Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Mintardjo Halim mengatakan kinerja ekspor di sektor tekstil tahun ini diperkirakan mencapai 13 miliar dolar. Nilai ekspor ini lebih rendah dibandingkan prediksi ekspor di awal tahun yang mencapai 15 miliar.
Mintadjo mengatakan, kinerja ekspor pada 2012 menurun dibandingkan prediksi awal karena kondisi pasar dunia yang belum membaik. Adanya krisis global, kata Mintardjo membuat permintaan tekstil menurun. Di tahun depan, menurut perkiraan Mintardjo kinerja ekspor makin turun karena semakin tingginya biaya produksi di dalam negeri.
Ia khawatir Indonesia mengalami defisit perdagangan yang semakin besar. “Perusahaan kita hanya melayani order sampai awal tahun saja. Tahun depan banyak perusahaan yang tutup,” kata Mintardjo, saat berbincang, pekan lalu.
Ia mengatakan tingginya biaya disebabkan oleh upah pekerja yang semakin tinggi. Hal ini, tambah dia membuat pengusaha tidak berani membuka investasi baru. Pengurangan kinerja ekspor ini, menurut dia, juga dibarengi dengan merosotnya daya saing di dalam negeri.
Produk impor, kata dia, lebih murah dibandingkan dengan buatan dalam negeri. Jika keadaan begini, kata dia industri pendukung seperti pabrik dus dan pabrik plastik juga bakal terkena imbas dari menurunnya kinerja industri tekstil.