Selasa 25 Dec 2012 16:39 WIB

Setelah Itik, Kini Ribuan Ayam Kampung Mati Mendadak

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah petugas memeriksa bebek yang mati mendadak di Desa Pakijangan, Brebes, Jateng.
Foto: Antara
Sejumlah petugas memeriksa bebek yang mati mendadak di Desa Pakijangan, Brebes, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Belum selesai kasus flu burung pada itik, kini ribuan ekor ayam kampung mati mendadak di beberapa daerah. Ribuan ekor ayam yang mati tersebut tersebar di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

‘’Kematian ribuan ekor ayam ini terjadi dalam beberapa hari terakhir,’’ ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli), Ade Meirizal Zulkarnain, Selasa (25/12).

Kasus kematian ayam kampung paling banyak terjadi di Provinsi Jabar. Di Jabar, ada dua daerah berdekatan yang ribuan ekor ayamnya mati mendadak, yakni Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor. Rinciannya, sebanyak 2.500 ekor di Kecamatan Cicurug, Sukabumi dan sisanya sebanyak 5.500 ekor mati di Bogor.

Sementara ayam yang mati mendadak di Pemalang, Jawa Tengah (Jateng) mencapai sekitar seribu ekor dan Sleman, Yogyakarta sekitar 500 ekor. Kematian ayam kampung ini, kata Ade, dikhawatirkan karena penyakit flu burung. Pasalnya, momen matinya ribuan ekor ayam tersebut bertepatan dengan merebaknya wabah flu burung pada itik, beberapa waktu lalu.

Ade mengatakan, sampel darah dari ayam yang mati mendadak sudah diambil oleh Dinas Peternakan (Disnak) untuk diteliti lebih lanjut. Namun sayangnya, saat diminta konfirmasi terkait hasil pemeriksaan hingga kini belum mendapatkan jawaban.

Menurut Ade, Himpuli menyayangkan sikap pemerintah yang tidak terbuka dalam menangani kasus flu burung. Kondisi ini sudah terlihat ketika masalah penyebaran flu burung pada itik muncul. Pada saat itu pemerintah pun tidak mengajak para peternak yang tergabung dalam Himpuli untuk berdialog menyelesaikan masalah flu burung. Padahal, kata Ade, keterbukaan informasi sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran flu burung.

Lebih lanjut Ade mengungkapkan, Himpuli telah melakukan penelusuran terkait kematian ribuan ekor ayam di Sukabumi dan Bogor. Hasilnya, sumber bibit ayam kampung (DOC) di kedua tempat itu berasal dari tempat pembibitan yang sama di Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi.

Informasi awal, ungkap Ade, ada dua jenis pembibitan ayam di sana, yakni ayam kampung dan ayam ras Grand Parent Stock (GPS) yang berasal dari Amerika Serikat. Penggabungan ini dikhawatirkan menjadi penyebab merebaknya wabah flu burung pada ayam kampung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement