REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY---Paus Benediktus pada Selasa (25/12) menyerukan 'akhir pertumpahan darah' di Siria dan mengecam kekerasan bengis di Afrika, bertepatan dengan datangnya kabar terjadi sebuah serangan terhadap umat Kristiani di Nigeria saat Natal.
Memberikana pesan Natal tahunan, paus menyinggung sejumlah konflik-konflik di dunia. Alun-alun St Peter yang berkapasitas 40 ribu orang itu dipenuhi jemaat Katholik untuk mendengar paus berusia 85 tahun dalam balutan jubah merah menyampaikan pesan "Urbi et Orbi" (Kepada Kota dan Kepada Dunia)
Berbicara dari atas balkon Basilika St Peter, paus menyerukan perdamaian segera di Nigeria, di mana ia sebut 'kekerasan bengis terorisme terus merenggut korban. Saat ia menyampaikan pidatu itulah, masuk kabar terbaru serangan mematikan saat Natal di negara tersebut.
Sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah gereja di negara bagian Yobe, ketika misa Natal berlangsung. Menurut keterangan saksi dan polisi enam orang, termasuk sang pastor, tewas dalam peristiwa tersebut. Si pelaku kemudian membakar gereja tersebut.
Itu adalah serangkaian serangan yang dituduhkan kepada kelompok Boko Haram, yang selama ini dikenal menyerang gereja-gereja ketika ibadah sedang berlangsung di dalamnya.