Rabu 26 Dec 2012 08:58 WIB

Arkeolog: Lahirnya Nabi Isa bukan di Betlehem Palestina

Rep: Friska Yolanda/ Red: Dewi Mardiani
Salah satu sudut kota Betlehem.
Foto: Alarabiya.net
Salah satu sudut kota Betlehem.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Selama ratusan tahun umat Nasrani melakukan perjalanan ke Bethlehem untuk menapak tilas kehidupan Yesus. Namun sepertinya selama ini mereka telah salah arah.

Dilansir dari laman London Times, anak dari Maria ini tidaklah lahir di Bethlehem yang berada di Tepi Barat, Palestina. Arkeolong berpendapat Bethlehem yang dimaksud adalah sebuah desa kecil yang berada di wilayah Galilea, sekitar 100 km ke utara.

Hipotesis ini bukanlah pertama kalinya diungkapkan. Israeli Antiques Authority (IAA) telah berbicara tentang bukti yang ditemukan di penggalian yang merujuk pada lokasi kelahiran Yesus atau Nabi Isa. Arkeologi Senior IAA Aviram Oshri menjelaskan, akan lebih masuk akal ketika Maria atau Maryam yang menunggangi keledai di bulan-bulan terakhir kehamilan melahirkan Nabi Isa di Bethlehem di Galilea.

"Dari Nazaret ke Bethlehem di Galilea hanya berjarak 7 km sementara Bethlehem di tepi barat Palestina jaraknya lebih dari 150 km," ujar Oshri kepada NPR. Ia juga menjelaskan Bethlehem di Tepi Barat atau juga disebut Yudea bahkan belum berpenduduk pada abad pertama.

Alkitab telah mencatat Nabi Isa sebagai 'Yesus dari Nazaret'. National Geographic pun mencatat sepenggal ayat dari Alkitab tentang asal usul Nabi Isa, yaitu di surat Yohannes 7: 41-43. Oshri telah menuliskan bagian yang mengubah persepsinya di Majalah Arkeologi pda 2005.

"Saya belum pernah mempertanyakan sebelumnya tentang asumsi Nabi Isa lahir di Bethlehem di Yudea," kata Oshri. Namun, awal 1990-an ketika bekerja sebagai arkeolog untuk IAA dia dikontrak melakukan penggalian penyelamatan di sekitar proyek bangunan dan infrastruktur di desa kecil dan terpencil di Galilea.

Ketika bekerja di sana, beberapa orang yang tinggal meyakinkannya bahwa Nabi Isa telah lahir di desa ini, bukan di daerah selatan. "Penasaran, saya meneliti bukti arkeologis Bethlehem di Yudea dan tidak menemukan apa-apa. Ini sangat mengejutkan karena sisa Herodian seharusnya menjadi hal utama yang harus ditemukan. Yang lebih mengejutkan adalah apa yang telah ditemukan oleh penggalian selama 11 tahun di Bethlehem Galilea," kata dia.

IAA menghentikan penggalian pada 2006 karena kehabisan dana. Kini tidak ada lagi yang berinvestasi untuk penggalian di Bethlehem Galilea. Oshri berpendapat setiap bukti baru belum tentu akan mengubah sesuatu. "Kekristenan bersandar pada Perjanjian Lama, dan di dalamnya Mesias berasal dari rumah keluarga Daud dan Bethlehem di Yerusalem," ujar Oshri kepada London Times.

PBB telah menunjuk Gereja Bethlehem yang selama ini dianggap sebagai tempat kelahiran Yesus menjadi situs warisan dunia, November lalu. AFP melaporkan sepanjang 2012 pengunjung Bethlehem Yudea mencapai 15 ribu orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement